Adilkah guru wiyata Bakti mendapatkan beban mengajar seperti guru PNS ?
Menjadi guru bukanlah pekerjaan yang gampang bukan pula pekerjaan yang sulit. Menjadi guru memberikan kita kesempatan pada diri kita untuk mengeksploitasi semua kemampuan pemecahan masalah yang kita miliki. Setiap hari dalam semua kegiatan pembelajaran tentu dihadapkan pada berbagai persoalan yang terjadi scara tak terduga. Nah dalam hal seperti inilah kemampuan yang telah kita dapatkan saat kuliah diperlukan sekali.
disini saya akan membatasi masalah pada kinerja guru Wiyata Bakti ( WB ). Adilkah bila kita memberikan beban tugas yang sama seperti guru PNS bahkan yang sudah mendapat sertifikasi ? Dalam hal ini tentunya kita perlu memandangnya dari segala sisi secara obyektif. berikut saya paparkan beberapa pandangan pribadi penulis.
1. Pengalaman
Jika kita melihat dari sisi ini tentu beban mengajar yang diberikan Kepala Sekolah adalah sangat membantu WB mendapatkan pengalaman mengajar yang sesungguhnya. Dengan jumlah jam mengajar yang sama seperti guru PNS, WB memliki banyak kesempatan untuk menerapkan berbagai metode yang didapatkan selama masa kuliah. Pengalaman ini sangat berguna sekali apabila nantinya para WB tersebut mendapatkan kesempatan menjadi guru PNS. Dengan pengalaman yang didapat sebelumnya akan menjadikan WB tersebut menjadi guru yang sangat berkompeten di bidangnya. Hal seperti inilah yang diharapkan dapat tertanam dalam semua jiwa guru Wb di seluruh Indonesia. Begitu juga yang penulis tanamkan dalam diri penulis sewaktu masih menjadi guru WB ( sekarang PNS ).
2. Kesejahteraan
dilihat dari sisi kesejahteraan tentu akan sangat tidak seimbang antara kompensasi yang didapat dengan beban yang kita tanggung. Secara Profesional kita dituntut untuk memenuhi kewajiban kita sebagai seorang guru ( membuat perencanaan sampai evaluasi dan tindak lanjut ), tetapi kesejahteraan yang didapat sangat minim. Tentunya hal inilah yang selama ini memengaruhi kinerja para WB ( walaupun bukan faktor utama ), sehingga membatasi diri mereka sendiri dari mengeluarkan semua kemampuan yang mereka miliki. Pikiran tentang Kompensasi yang rendah tentu seperti prinsip ekonomi dimana dengan modal seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan dasar pemikiran yang seperti ini pengajaaran yang diberikan pun akan akan menjadi kurang bermakna.
3. Agama
Ditinjau dari segi agama maka hal tersebut bisa kita jadikan sebagai sumber amal kebaikan dan kebajikan bagi modal hidup kita kelak di akhirat. Karena semua ilmu yang kita ajarkan pasti akan sangat bermanfaat bagi para siswa.
4. Individu
Setiap individu Wb tentu memiliki pemikiran sendiri-sendiri tentang beban tugas yang diterimanya. Ada beberapa sikap umum yang bisa saya paparkan tentang sikap para WB tentang beban mengajar yang diterimanya sebagai contoh adalah WB menganggap sebagai penghargaan dan kepercayaan dari KS akan kemampuan yang dimiliki WB
Seorang Kepala Sekolah tentu tidak dengan sembarangan memberikan tugas mengajar seperti PNS. Tentunya ada penilaian tersendiri yang menganggap bahwa Wb tersebut mampu untuk melakukan tugas ini. Dengan diberikannya tugas ini kepada kita adalah sebagai bentuk apresiasi atas kinerja kita selama ini
Jadi kesimpulannya adalah bahwa beban mengajar yang diberikan kepada WB setara dengan beban PNS adalah sah-sah saja. Tentang hasil mengajar para WB akan sangat bergantung pada dari segi mana WB tersebut menerima tugas itu sehingga antara WB satu dengan lainnya akan berbeda.
Dan penulis berdoa untuk para WB diseluruh dunia yang melakukan tugasnya dengan ikhlas semoga apa yang mereka lakukakan akan segera mendapatkan balasannya di dunia dan menabungnya untuk di akhirat.
AMIN
by Lord Kazekage Harka Sang Pasir
0 Response to "Adilkah guru wiyata Bakti mendapatkan beban mengajar seperti guru PNS ?"
Posting Komentar